Berawal dari sebuah pertanyaan seorang teman melalui status di facebook, yang menanyakan tentang aplikasi WhatsApp dan berkembang jadi ajang diskusi, saya tertarik juga untuk memposting tentang aplikasi ini. Kurang lebihnya yang ditanyakan adalah apakah beda aplikasi WhatsApp dengan aplikasi messenger lain, misalnya Yahoo! Messenger atau Gtalk.
Apa itu WhatsApp? Menurut situs resminya kurang lebih seperti ini : WhatsApp Messenger sebuah aplikasi mobile messenger yang mendukung multi platform yang bisa menggantikan fungsi SMS dan bekerja menggunakan jaringan koneksi data (internet) yang sudah ada. WhatsApp hingga saat ini mendukung iPhone, BlackBerry, Android dan Symbian S60.
Dengan asumsi para pengguna handphone saat ini memiliki layanan paket data secara permanen, maka bisa dikatakan operasional WhatsApp ini gratis, nggak makan pulsa lain lagi. Maka dari itu, jangan terkecoh dengan iklan yang misal mengatakan bahwa chatting via WhatsApp-an itu gratis…
Untuk aplikasi WhatsApp itu sendiri, sifatnya gratis untuk satu tahun pertama. Kita bisa mendownload aplikasinya secara gratis (disini), tapi untuk tahun kedua, kita harus membeli layanan aplikasi ini sebesar $1.99 USD/tahun. Dengan besar biaya layanan “cuma” sebesar itu, kalau memang bermanfaat, saya pikir harga segitu terbilang sangat murah kan!?
Untuk lebih lengkapnya mengenal WhatsApp, tentunya bisa langsung mampir ke situs resminya,, terlebih di bagian FAQ-nya, sudah sangat lengkap menurut saya.
Saya sendiri baru menggunakan aplikasi Whatsapp ini sekitar 1 bulanan. Dan dari pengalaman yang belum bisa dihitung lama itu, ditambah hasil diskusi di status temen saya tadi, di sini saya hanya ingin mengambil poin-poin penting pembeda WhatsApp dengan aplikasi mobile messenger lain, dan tentunya menggunakan bahasa orang awam.
1. Saat registrasi, tidak membutuhkan data nama dsb, karena pada awal instalasi kita hanya diminta untuk memasukkan nomer handphone. Nomer hp kita ini lah yang nantinya jadi identitas id kita di WhatsApp (mungkin semacam PIN BB pada BlackBerry Messenger/BBM). Apabila nomer HP kita belum ada di daftar phonebook seorang teman kita, dan kita mengirim sebuah message kepadanya, maka nomer HP kita itu yang nantinya muncul sebagai ID. Persis seperti SMS.
2. WhatsApp friend list otomatis load dari daftar phonebook kita. Teman-teman kita yang sudah menginstall WhatsApp otomatis akan terdaftar di daftar teman pada aplikasi WhatsApp.
3. Tidak perlu sistem login seperti di aplikasi chat lain seperti Y! messenger atau Gtalk.
4. Penggunaan persis seperti SMS, tinggal ketik dan kirim, dan ada notifikasi mulai dari “mengirim” – “terkirim” dan “diterima” yang bisa dilihat dari jumlah icon centang di setiap pesan yang dikirim.
5. Untuk bertukar / share gambar – audio atau file lain juga terbilang lebih praktis dibanding aplikasi messenger lain.
6. Ada chat-log (atau chat history) yang tersimpan selama kita belum memutuskan menghapusnya. Konsekuensinya sih nyedot memori hp, tapi bisa di-back’up dengan mudah dengan cara mengirim chat-log tersebut ke email.
Nah, di sisi lain, karena menggunakan nomer HP sebagai identitas di WhatsApp ini, gak sedikit juga orang menganggap bahwa urusan privacy jadi kurang. Ya tergantung bagaimana kita melihatnya sih, kalau menurut saya sih privacy saya tidak merasa dilanggar. Anggap saja bila kita siap berbagi “akun WhatsApp” itu sama halnya dengan berbagi nomer HP. Sejauh ini sih saya menggunakan WhatsApp kepada orang-orang yang memang sudah ada di daftar phonebook, bukan untuk disebar-luaskan atau mencari teman khusus chat via WhatsApp.
Namun, buat semua yang merasa memang risih dengan masalah privacy nomer HP, bisa dicoba tips untuk menggunakan WhatsApp tanpa harus bagi-bagi no HP. Oh ya, untuk keabsahannya belum bisa dipastikan 100% ya!
Apa itu WhatsApp? Menurut situs resminya kurang lebih seperti ini : WhatsApp Messenger sebuah aplikasi mobile messenger yang mendukung multi platform yang bisa menggantikan fungsi SMS dan bekerja menggunakan jaringan koneksi data (internet) yang sudah ada. WhatsApp hingga saat ini mendukung iPhone, BlackBerry, Android dan Symbian S60.
Dengan asumsi para pengguna handphone saat ini memiliki layanan paket data secara permanen, maka bisa dikatakan operasional WhatsApp ini gratis, nggak makan pulsa lain lagi. Maka dari itu, jangan terkecoh dengan iklan yang misal mengatakan bahwa chatting via WhatsApp-an itu gratis…
Untuk aplikasi WhatsApp itu sendiri, sifatnya gratis untuk satu tahun pertama. Kita bisa mendownload aplikasinya secara gratis (disini), tapi untuk tahun kedua, kita harus membeli layanan aplikasi ini sebesar $1.99 USD/tahun. Dengan besar biaya layanan “cuma” sebesar itu, kalau memang bermanfaat, saya pikir harga segitu terbilang sangat murah kan!?
Untuk lebih lengkapnya mengenal WhatsApp, tentunya bisa langsung mampir ke situs resminya,, terlebih di bagian FAQ-nya, sudah sangat lengkap menurut saya.
Saya sendiri baru menggunakan aplikasi Whatsapp ini sekitar 1 bulanan. Dan dari pengalaman yang belum bisa dihitung lama itu, ditambah hasil diskusi di status temen saya tadi, di sini saya hanya ingin mengambil poin-poin penting pembeda WhatsApp dengan aplikasi mobile messenger lain, dan tentunya menggunakan bahasa orang awam.
1. Saat registrasi, tidak membutuhkan data nama dsb, karena pada awal instalasi kita hanya diminta untuk memasukkan nomer handphone. Nomer hp kita ini lah yang nantinya jadi identitas id kita di WhatsApp (mungkin semacam PIN BB pada BlackBerry Messenger/BBM). Apabila nomer HP kita belum ada di daftar phonebook seorang teman kita, dan kita mengirim sebuah message kepadanya, maka nomer HP kita itu yang nantinya muncul sebagai ID. Persis seperti SMS.
2. WhatsApp friend list otomatis load dari daftar phonebook kita. Teman-teman kita yang sudah menginstall WhatsApp otomatis akan terdaftar di daftar teman pada aplikasi WhatsApp.
3. Tidak perlu sistem login seperti di aplikasi chat lain seperti Y! messenger atau Gtalk.
4. Penggunaan persis seperti SMS, tinggal ketik dan kirim, dan ada notifikasi mulai dari “mengirim” – “terkirim” dan “diterima” yang bisa dilihat dari jumlah icon centang di setiap pesan yang dikirim.
5. Untuk bertukar / share gambar – audio atau file lain juga terbilang lebih praktis dibanding aplikasi messenger lain.
6. Ada chat-log (atau chat history) yang tersimpan selama kita belum memutuskan menghapusnya. Konsekuensinya sih nyedot memori hp, tapi bisa di-back’up dengan mudah dengan cara mengirim chat-log tersebut ke email.
Nah, di sisi lain, karena menggunakan nomer HP sebagai identitas di WhatsApp ini, gak sedikit juga orang menganggap bahwa urusan privacy jadi kurang. Ya tergantung bagaimana kita melihatnya sih, kalau menurut saya sih privacy saya tidak merasa dilanggar. Anggap saja bila kita siap berbagi “akun WhatsApp” itu sama halnya dengan berbagi nomer HP. Sejauh ini sih saya menggunakan WhatsApp kepada orang-orang yang memang sudah ada di daftar phonebook, bukan untuk disebar-luaskan atau mencari teman khusus chat via WhatsApp.
Namun, buat semua yang merasa memang risih dengan masalah privacy nomer HP, bisa dicoba tips untuk menggunakan WhatsApp tanpa harus bagi-bagi no HP. Oh ya, untuk keabsahannya belum bisa dipastikan 100% ya!
0 Comments
Bagaimana Pendapat Anda ?